Ini Aku. Bukan Aku yang sama seperti biasanya. Tapi Aku yang telah mengenali berbagai macam perkenalan. Dari jejaring sosial, sms, telepon bahkan langsung. Ini Aku yang selalu salah tingkah ketika harus memulai perkenalan.
Sebuah kisah.
Aku sedang duduk sendiri di bangku foodcourt salah satu mall di Jakarta. Hari itu Aku mencari sebuah buku penting untuk keperluan kampus. Ya, sendiri. Sampai akhirnya datang seseorang mendatangi Aku. Ya, untuk berkenalan. Sebut saja, Dia.
Hanya butuh waktu singkat untuk kami berkenalan. Tanpa basa-basi, Aku berkeluh kesah mencari buku penting itu yang tak kunjung ditemukan. Dengan senyum ramah yang menambah ketampanannya, Dia bilang, "Saya pernah lihat buku itu, mari ikut." Kemudian Aku ikut.
Dan benar.
Dia bilang buku penting itu ada di balik tumpukan buku soal-soal UAN. Entah bagaimana buku Bisnis dan Manajemen seperti ini ada di tumpukkan buku UAN. Dia hanya tersenyum. Kemudian Aku ke kasir dan membayarnya. Dengan hati senang karena buku penting ini telah ditemukan, Aku hendak mengajaknya makan. Dia menolak. Es krim? Dia juga menolak. Baiklah, Aku menyerah.
Waktu telah menunjukkan sore. Waktunya Aku pulang. Aku harus pamit dan bertanya pada Dia hendak pulang pukul berapa. Tapi Dia hanya menjawab, "Saya harus masih di sini untuk beberapa waktu"
Aku berpamitan, Dia hanya mengantar Aku sampai pintu utama Mall. Sebelumnya kami berjanji untuk bertemu kembali minggu depan, di food court tadi. Kami tidak bertukar nomer telepon dan tidak bertukar akun jejaring sosial. Katanya, biar seru.
Seminggu hampir berlalu,
Aku menceritakan Dia pada seorang teman. Teman pun penasaran. Siapakah Dia? Entah. Karena Sabtu ini Aku akan bertemu dengan Dia, maka diajaklah teman untuk berkenalan juga. Siapa tahu bertiga jadi seru.
Sabtu
Aku dan teman sedang menikmati es krim di food court. Menunggu Dia. Teman sudah tidak sabar bagaimana rupanya. Aku menunggu lama. Teman sudah sewot kenapa Aku tidak meminta nomer HPnya.
Setengah jam berlalu dari janji bertemu, teman sudah semakin sewot. Teman mau pulang. Aku kesal. Dia membuat janji, tapi tidak datang. Akhirnya Aku putuskan untuk pulang.
Ketika Aku dan teman hendak beranjak, Aku melihat sosok Dia dari kejauhan. Wajahnya terlihat kesal. Mungkin ada masalah. Aku berteriak memanggilnya, "Hey!!"
Dia datang menghampiri. Wajahku sumringah. Raut teman Aku bingung.
"Kenapa bingung? Ini Dia." Aku kepada teman.
"Siapa? Kamu bicara pada siapa?" tanya teman. Teman bergeser. Kemudian, terlihat cermin wastafel foodcourt
hanya menampilkan bayanganku dan teman.
Sontak, Aku kaget. Aku menatap Dia. Dia tersenyum dan berkata, "Saya hanya mengenal kamu dan butuh kamu."
0 komentar:
Posting Komentar