Minggu, 03 Maret 2013

"Kamu nyanyi Tanah Air, Mel?"


"Kamu nyanyi Tanah Air, Mel?"

"Iya."

Belakangan ini akhirnya kepikiran juga, memang ada yang salah dengan menyanyikan lagu wajib atau lagu daerah? Sejak SD aku dan adikku cukup akrab dengan beberapa lagu wajib dan daerah. Cukup akrab aja lho nggak lebih. Kita cuma temen kok. (oke, stop).

Pertamakali mengenal lagu wajib itu dari TK. Indonesia Raya. Lagu itu megah sekali lho. Saat itu, aku dan teman-teman belajar Lagu Indonesia Raya dan menyanyikan bersama-sama di panggung. Bayangkan saja anak TK. Kami bangga, orang tua juga bangga.

Kemudian saat SD aku mengenal upacara bendera. Kekaguman akan lagu wajib adalah saat paskibra membawa bendera merah putih lalu marching band mengiringi naiknya sang merah putih di tiang tertinggi. Aku juga masih ingat ketika grup musik upacara sekolah melakukan medley 3 lagu wajib. Ini yang paling aku sukai, bagaimana tidak? Ada berbagai macam alat musik di sana bersama paduan suara bersama-sama menyanyi lagu wajib. Indah.

Namun, semakin aku SMP lalu SMA, sudah mulai sedikit aku mendengar beberapa lagu wajib dinyanyikan (dengan hati). Upacara terakhir ya lagunya cukup Garuda Pancasila, dinyanyikan sekali. Accapela. Iya Accapela, tanpa musik pengiring, tanpa paduan suara. Hanya dirigen di depan, penyanyinya para murid (tidak dengan hati). Tapi giliran acara panggung musik, semua murid tiba-tiba memiliki bakat luar biasa. Dari yang gebuk drum sampai nyanyi 3 oktaf juga ada. Dari lagu Melayu sampai Lagu Cina juga bisa.

Pernah suatu kali, sekolahku mengikuti lomba paduan suara. Karena guruku juga mencintai lagu wajib dan daerah, maka kami memilih lagu tersebut. Tanah Air dan Ayo Mama (Lagu Daerah Maluku). Dengan keterampilan aransemen guruku yang luar biasa, kami bisa menyanyi dengan meriah. Kami Menang? Iya menang. Harapan 1. Lalu siapa juara 1 nya? Salah satu sekolah yang lebih memilih lagu dari kontes idola pop yang waktu itu sedang digandrungi.

Lalu aku tanya adikku, apakah di zamannya terjadi hal yang sama? (yahampun, zaman. Aku dan si adek bedanya 7 tahun bro, jadi kemungkinan beda bro). Untung tidak. Sekolah adikku selain punya keyboard, drum dan gitar tapi masih punya 1 set angklung melod, chord dan kolintang. Pelajaran musiknya masih memainkan lagu daerah dan lagu wajib. Untungnya lagi murid-murid di sekolahnya masih antusias mengikuti pelajaran musik tersebut. Bersyukurlah dek, di sekolah cici dulu ada satu ekstrakulikuler kesenian daerah dari musik sampai tari bahkan dalam 3 bulan sekali di bawa ke kancah internasional tutup toko. Kenapa? Peminatnya cuma dua. Yunowlah.

Sampai pada akhirnya ketemu satu gerakan namanya #MusicianUnited gagasan dari kak Demit. Itu kegiatan apaan? Bisa cek di sini.

 


Awalnya, aku masih nggak tau itu acara apaan (soalnya yang bikin kak Demit. Emang kenapa? Jujur sih awalnya takut sama kak demit, nakutin). Tapi karena gembor-gembornya sepertinya seru, akhirnya aku coba buka blognya. Eh ternyata! Ternyata gerakannya keren. Ngumpulin orang-orang buat nyanyi/ main alat musik dengan Lagu Tanah Air. Untung orang-orangnya mau yah ^_^.  Dan langsung berpikir mau ikutan. Tapi setelah scrolling lebih lanjut, hari itu juga hari terakhir pengumpulan submisinya. Why God?

Tapi karena ternyata Kak Demit ini baik hati, doi kasih waktu selama 1 minggu sih kalau nggak salah. Aku mengajak adikku yang ahli main angklung dan kolintang dari SD (pamer dikit lah ya) untuk ikutan juga. Oh iya, sebenernya ada sedikit kebingungan guru-guru dan teman-teman si adek tentang acara ini sih. Untung karena Pak Untung (nama guru musik si adek) baik juga, diturunkanlah ijin untuk memakai ruang musik! Lagipula itu timnya juga belum ada yang main angklung :P. Dan setelah latihan cukup, voila! Berhasil juga ikutan. Hasilnya? Ternyata masih ada orang yang masih mau kok menyanyi lagu wajib. Bahkan dengan hati, jadi hasilnya baik.

Mengulik dari niat dan rencana Kak Demit sendiri, sepertinya cukup menarik. Semoga ya, rencananya berhasil, sukses dan meriah dan bisa jadi dorongan buat yang lain untuk berpikir kalau lagu wajib atau lagu daerah itu nggak sejelek itu kok. Bisa jadi bagus kalau kitanya sendiri menyanyi dengan hati. 


"Kamu nyanyi Tanah Air, Mel?"

"Iya. Aku suka. Aku cinta"





let's play Mao!

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Hello!

Foto Saya
semangkasegar
Aku kangen kamu.
Lihat profil lengkapku

tweet me

Followers