Aku tak tahu dia di mana sekarang. Rasa-rasanya juga sudah lupa bagaimana rupanya. Terakhir yang kudengar darinya hanya 1 kata, "permisi.."
Waktu itu, aku dan dia dalam 1 antrian bus transjakarta. Tak lama kemudian bus datang, kami segera masuk. Dia dapat tempat duduk dan aku berdiri. Eits, ini bukan sinetron yang tiba-tiba dia berdiri dan berkata, "Hai kamu, duduk saja.."
Dia duduk di situ, aku berdiri tepat di depannya. Dia tidur, aku memperhatikan sebentar. Sebentar saja. Raut wajahnya lelah sekali.Ternyata, seperti inilah si laki-laki Senin.
Bus kami sudah mau sampai. Aku pun mengubah posisi untuk bersiap. Dia terbangun, kaget sekali. Sepertinya tidurnya lelap. Lalu ia berdiri dan berbaris di belakangku.
Karena terburu-buru ia pun mengeluarkan suaranya, "permisi... permisi..."
Aku membuka jalan untuknya. Dia melewatiku, terburu-buru. Wahai laki-laki Senin, lain kali muncul saja di hari Senin. Jangan dihari lain.
0 komentar:
Posting Komentar