Tuhan, apakah ini tandanya?
Jika setiap aku melihat namanya aku tersenyum bahagia.
Tuhan apakah ini tandanya?
Jika setiap kulihat punggungnya, aku ingin menyentuhnya.
Tuhan apakah ini tandanya?
Jika mendengar suaranya datang, jantungku berdetak tak karuan.
Tuhan, apakah ini tandanya?
ketika aku tahu gayung yang tak bersambut,
ketika aku tahu ia terlalu jauh,
ketika aku tahu ia tak sadar akan diriku,
dan pada akhirnya,
aku yang harus menjauh...
Tapi,
Tuhan, apakah ini tandanya,
ketika aku sedang berusaha,
Kenapa bayangannya tetap selalu datang?
Apakah ini tandanya ya Tuhan, semoga kau lancarkan jalannya...
Senin, 19 Maret 2012
Apakah ini tandanya ya Tuhan, semoga kau lancarkan jalannya...
by
semangkasegar
Kamis, 15 Maret 2012
semua pasti akan ada jalan keluarnya...
by
semangkasegar
Beberapa hari ini, aku mendengar beberapa masalah yang terjadi pada teman-teman adikku. Masalahnya cukup parah, karena itu aku terkadang sangat merasa bersyukur telah diberi jalan seperti ini.
Setahun yang lalu, persis tanggal 14 Maret 2011, aku mendapat masalah yang menurutku cukup besar. Laptopku hilang dan aku sedang menjalankan skripsi. Semua perasaan takut, kalut, marah dan sedih tercampur jadi satu. Apalagi ketika aku harus memberitahu ibuku. Banyak hal terlintas di benakku, mengundurkan diri untuk tidak ikut skripsi, mencari uang dan membeli laptop sendiri? atau haruskah aku merajuk pada ibuku untuk membelikan laptop baru?
Aku selalu bertanya dalam hati, "Kenapa Tuhan selalu memberi aku masalah?"
dan saat itu juga aku mendapat nasihat, agar aku selalu berdoa, "Tuhan tetap berikanlah aku kekuatan agar dapat menemukan jalan keluarnya, sendiri"
Masalah pun tidak berhenti begitu saja. Aku yang dilihat sebagai seseorang yang kecil, terlihat ceria sekalipun juga pasti mendapat porsi yang sama. Aku terlalu banyak diam, sangat jarang aku berbagi. Memutuskan menanggung semuanya di pundakku. Karena itu aku pun takut menjadi seorang dewasa.
"Bertambah usia itu keharusan, menjadi dewasa itu pilihan" - sebuah kalimat cukup menyentil diriku suatu hari.
Hari ini,
aku sudah cukup bahagia dengan keadaan sekarang. Keadaan di mana masalah itu akan tetap datang silih berganti. Walaupun air mata akan tetap selalu keluar namun aku tetap yakin akan ada senyuman sebagai penutupnya. Aku akan tetap belajar, menjadi seorang dewasa.
Karena, semua pasti akan ada jalan keluarnya...
Setahun yang lalu, persis tanggal 14 Maret 2011, aku mendapat masalah yang menurutku cukup besar. Laptopku hilang dan aku sedang menjalankan skripsi. Semua perasaan takut, kalut, marah dan sedih tercampur jadi satu. Apalagi ketika aku harus memberitahu ibuku. Banyak hal terlintas di benakku, mengundurkan diri untuk tidak ikut skripsi, mencari uang dan membeli laptop sendiri? atau haruskah aku merajuk pada ibuku untuk membelikan laptop baru?
Aku selalu bertanya dalam hati, "Kenapa Tuhan selalu memberi aku masalah?"
dan saat itu juga aku mendapat nasihat, agar aku selalu berdoa, "Tuhan tetap berikanlah aku kekuatan agar dapat menemukan jalan keluarnya, sendiri"
Masalah pun tidak berhenti begitu saja. Aku yang dilihat sebagai seseorang yang kecil, terlihat ceria sekalipun juga pasti mendapat porsi yang sama. Aku terlalu banyak diam, sangat jarang aku berbagi. Memutuskan menanggung semuanya di pundakku. Karena itu aku pun takut menjadi seorang dewasa.
"Bertambah usia itu keharusan, menjadi dewasa itu pilihan" - sebuah kalimat cukup menyentil diriku suatu hari.
Hari ini,
aku sudah cukup bahagia dengan keadaan sekarang. Keadaan di mana masalah itu akan tetap datang silih berganti. Walaupun air mata akan tetap selalu keluar namun aku tetap yakin akan ada senyuman sebagai penutupnya. Aku akan tetap belajar, menjadi seorang dewasa.
Karena, semua pasti akan ada jalan keluarnya...
Hei, Kamu.
by
semangkasegar
Hei kamu,
Masih ingatkah kapan terakhir kita bercengkrama? Waktu itu.
Hei kamu,
Yang pada akhirnya aku selalu memperhatikanmu dari jauh.
Hei kamu,
Tak sadarkah kamu bahwa aku selalu tersenyum melihatmu.
Hei kamu,
Kenapa tak pernah kau rasa?
Aku di sini,
semoga kamu mendengarnya.
Masih ingatkah kapan terakhir kita bercengkrama? Waktu itu.
Hei kamu,
Yang pada akhirnya aku selalu memperhatikanmu dari jauh.
Hei kamu,
Tak sadarkah kamu bahwa aku selalu tersenyum melihatmu.
Hei kamu,
Kenapa tak pernah kau rasa?
Aku di sini,
semoga kamu mendengarnya.
Selasa, 13 Maret 2012
Alkisah si Laki - Laki Senin
by
semangkasegar
Aku tak tahu dia di mana sekarang. Rasa-rasanya juga sudah lupa bagaimana rupanya. Terakhir yang kudengar darinya hanya 1 kata, "permisi.."
Waktu itu, aku dan dia dalam 1 antrian bus transjakarta. Tak lama kemudian bus datang, kami segera masuk. Dia dapat tempat duduk dan aku berdiri. Eits, ini bukan sinetron yang tiba-tiba dia berdiri dan berkata, "Hai kamu, duduk saja.."
Dia duduk di situ, aku berdiri tepat di depannya. Dia tidur, aku memperhatikan sebentar. Sebentar saja. Raut wajahnya lelah sekali.Ternyata, seperti inilah si laki-laki Senin.
Bus kami sudah mau sampai. Aku pun mengubah posisi untuk bersiap. Dia terbangun, kaget sekali. Sepertinya tidurnya lelap. Lalu ia berdiri dan berbaris di belakangku.
Karena terburu-buru ia pun mengeluarkan suaranya, "permisi... permisi..."
Aku membuka jalan untuknya. Dia melewatiku, terburu-buru. Wahai laki-laki Senin, lain kali muncul saja di hari Senin. Jangan dihari lain.
Waktu itu, aku dan dia dalam 1 antrian bus transjakarta. Tak lama kemudian bus datang, kami segera masuk. Dia dapat tempat duduk dan aku berdiri. Eits, ini bukan sinetron yang tiba-tiba dia berdiri dan berkata, "Hai kamu, duduk saja.."
Dia duduk di situ, aku berdiri tepat di depannya. Dia tidur, aku memperhatikan sebentar. Sebentar saja. Raut wajahnya lelah sekali.Ternyata, seperti inilah si laki-laki Senin.
Bus kami sudah mau sampai. Aku pun mengubah posisi untuk bersiap. Dia terbangun, kaget sekali. Sepertinya tidurnya lelap. Lalu ia berdiri dan berbaris di belakangku.
Karena terburu-buru ia pun mengeluarkan suaranya, "permisi... permisi..."
Aku membuka jalan untuknya. Dia melewatiku, terburu-buru. Wahai laki-laki Senin, lain kali muncul saja di hari Senin. Jangan dihari lain.