Sudah setengah setahun, gue mengikuti @nebengers. Apa itu nebengers? Singkatnya, Nebengers merupakan komunitas yang awalnya menjaring warga Jakarta (dan sekarang sudah merambah ke luar kota Jakarta) untuk berani melakukan gerakan tebeng-menebeng demi mengurai macetnya Jakarta. Mungkinkah? Ya. Memang awalnya berat, tapi perlahan anggotanya semakin banyak dan meluas.
Ada keraguan? Ya pasti. Bagaimana tidak, bayangkan saja gue sebagai perempuan hendak mencari tebengan dan kebetulan, pemberi tebengan adalah seorang yang saya tidak mengetahui latar belakangnya. Apakah dia memiliki niat jahat atau tidak, tidak tahu. Namun saat itu sangat butuh tebengan. Apa yang akan gue lakukan?
Di akun twitternya, seringkali The Bengs (begitu sebutan mereka) menjelaskan bagaimana kita menghadapi keraguan untuk menebeng dan memberikan ruang sisa untuk pencari tebengan. Kalau gue, semua diawali dari kenalan terlebih dahulu.
Berkenalan nggak perlu langsung tatap muka. Gue mengawalinya dengan menebeng tanpa tatap muka lho. Nekat? Ya. "Percayalah, Tuhan bersama orang-orang nekat". Dari sanalah kita bisa berkenalan dengan teman baru, saling bertukar cerita dan pengalaman, bahkan pengalaman di nebengers sendiri.
Nebengers ini juga seringkali mengadakan kumpul-kumpul seru yang disebut Kopdar Seru. Di acara seperti ini, keraguan anggotanya akan sirna, ya karena sudah bertemu itu. Tak jarang dari para anggota ini saling bertukar rute, jalan alternatif bahkan sering muncul percakapan, "Wah lewat situ juga? Kalau gitu bisa barengan dong kita??"
Nebeng = Pelit ?
Dulu, mungkin iya. Kalau dipikir lebih jauh, naik mobil beramai-ramai sambil gosip itu lebih seru dibanding sendirian dan marah-marah sama macet atau misuh-misuh nunggu transjakarta yang datangnya bisa sampe duluan alien menguasai bumi, atau sasakan rambut udah keburu rusak karena dempet-dempetan di bus umum? Buat para penebeng, sadarilah bahwa setiap kendaraan itu memiliki bebannya masing-masing, yaitu bensin. Kecuali kalo mobil bisa jalan tanpa bahan bakar, bolehlah gratis. Kalau nggak enak, ya bisa itu yang punya mobil dibeliin makan (atau dicariin jodoh). Buat pemberitebengan juga gak perlu malu untuk menagih patungan. Jadi dari 2 pihak sama-sama enak, sama-sama senang.
Posting Rute
Tiap hari di linimasa, gue melihat banyak rute berkeliaran. Buat yang jumlah followingnya banyak, mungkin rute-rute tersebut akan tenggelam cepat. Makanya sering banget, gue menemukan:
1. Seseorang mau beri tebengan ke Jalan A di jam 10.00 lalu 3 jam kemudian ada yang nyari tebengan ke Jalan B lewat Jalan A dari arah yang sama. Tapi mereka berdua nggak ketemu di Linimasa.
2. Semuanya mau ke Bandung, tapi tempat duduk masih kosong, dan sebagian lagi masih nyari tiket.
Gue jarang banget posting rute. Tapi gw sering cari rute. Karena gue "Cari tebengan" gue lebih sering search dengan keyword "#BeriTebengan - ( tempat tujuan)" Dengan kecanggihan twitter, sejembreng orang-orang baik yang kasih tempat duduk akan terlihat. Dari situ gue bisa pilih mana yang mau gw tebengin (atau bisa sambil stalking TL, ya siapa tau cakep, atau siapa tau jodoh).
Manfaatnya ?
Yang jelas, gue sih dapet tebengan, dapet temen baru yang lucu-lucu. Bahkan ada juga yang dapet jodoh dan dapet keluarga baru. Dari sini lah kita nggak cuma dapet tebengan, tapi dapet wawasan lain lho, misalnya kerjaan, ilmu, tips atau resep masakan gitu.
Yang diharapkan gak perlu muluk-mulu, macet tetap ada, tapi kita kurangi. Gue lebih melihat nebengers sebagai bagaimana kita menghadapi macet dengan cara yang lebih santai dan nyaman. Kalau semua warga Jakarta ikut nebengers dan macet hilang, itu bonus besar buat kita!
Oh iya beberapa waktu kedepan, nebengers akan mengeluarkan jurusnya yang baru. yang pasti akan lebih keren. Tunggu aja.
Tetap sukses @nebengers ! Bravo !
1 komentar:
Bonek GBU :)
salam nebengers berbagi kursi kosong
Posting Komentar