Hari ini hari Senin. Hari biasa. Rutinitas yang biasa. Aku sudah bangun dari pukul 5.06 pagi seperti biasa, ingin mengejar matahari yang sudah berangkat menuju barat (seperti biasa). Aku harus menggunakan 3 jenis angkutan umum yang salah satunya adalah bus transjakarta dan harus transit di halte paling fenomenal, Harmoni.
Antrian bus ke arah kantorku ini tidak terlalu banyak. Tapi memakan waktunya yang paling juara. Paling cepat 20 menit, paling lama 1 jam. Seperti biasa aku melangkahkan kakiku ke antrian dan...
di sana terlihat seorang laki-laki *unyu* yang berdiri dalam antrian. Dengan kemeja kotak-kotak biru lengan panjang dan tas ransel yang dibawanya. Aku tak pernah melihatnya selama ini. Entah mengapa naluriku berbisik kepada saraf motorik untuk bergerak dan ikut masuk dalam antrian disebelahnya! Aku hanya mengibaskan rambut, merapikan baju, memindahkan posisi tas, sesekali hanya meliriknya. Ia cukup menarik untuk dilihat. Aku suka.
Waktu yang terbuang untuk menunggu kedatangan bus ini jadi tak terasa lama. Tiba-tiba saja bus transjakarta datang, dan ternyata dia naik bus yang sama! (antrian di sini ada 3 arah yang berbeda) Dia ikut berdesak-desakan di belakangku lalu aku agak mundur dan ia berada di depanku.. Dia mengarah ke depan bus, aku ikut. Lalu ia mendapatkan kursi dan aku duduk di sebelahnya. *aaaah
Perjalanan ke kantorku hanya memakan waktu 10 menit. Entah kenapa aku hanya memiliki keberanian untuk menatapnya dari dekat. Aku sering menatapnya, tapi saat ia tiba-tiba balik menatapku, aku buang muka. Sungguh, aku malu!
Akhirnya sampai juga di halte tujuan. Tak kusangka ia juga turun di halte yang sama. Bedanya, ia turun lewat pintu belakang dan aku lewat pintu depan. Firasatku, pasti kami akan berpisah. Benar yang kuduga. Ia menyeberang ke kiri, aku ke kanan.
Aku berbalik dan melihat bayangannya hilang...
Wahai laki-laki Senin yang membangunkan semangatku, semoga kita berjumpa lagi.
0 komentar:
Posting Komentar