Beberapa hari yang lalu, gue kena omel mbak-mbak tiket bus TJ. Kenapa? Karena gue bayar tiket pake koin. Lalu gue protes, "Lah mbak kasih kembaliannya juga koin kok." Kemudian si mbak diem.
Emang ada masalah apa sih sama koin? Koin itu emang kecil, nyusahin, dan ribet. Tapi pernah gak sekali-kali lu merasa beruntung karena koin itu?
PRITA
Siapa yang gak tau kasus Prita ini? Dengan hadirnya koin, ia bisa hidup lebih tenang dan bahagia bukan? Dengan kerja sama masyarakat koin yang tadinya hanya 1 - 2 biji menjadi setumpuk, sekarung, seember sehingga butuh orang-orang terpilih untuk menghitungnya.
Ketika lu sadar celengan sudah penuh dan membongkarnya, berapa banyak koin yang ada di sana? Seneng kan? Gue sih seneng banget. Pernah lho sekali bongkar tiba-tiba ada 100 rebu disana!
Apa gak pernah bongkar?
Perlu disadari, setidaknya kita mesti bongkar celengan kita, karna apa? Karena koin makin lama nanti makin langka. Gak mau kan lu pergi belanja ke supermarket, minimarket, pom bensin dan lain-lainnya DIKASIH KEMBALIAN PERMEN? ATAU DIMINTA AGAR DI DONASIKAN?
Bukannya pelit, tapi seringkali gue ketemu tante-tante, ibu-ibu dan kakak-kakak lain protes banget kalo kembaliannya dikasih permen.
Lah kalo udah dapet koin kembalian, jangan cuma disimpen, dimasukin kantong trus gak tau deh ada di mana lagi. Setidaknya masukin aja ke kaleng bekas biskuit, toples selai atau kardus kopi, kemudian pas jumlahnya udah banyak, bisa lu transfer ke bank (dan berbunga) atau tuker di minimarket biar saat lu belanja ke sana gak perlu dikasih kembalian permen.
0 komentar:
Posting Komentar