Jumat, 02 November 2012

Musim Gugur


Musim gugur.
Daun jingga berguguran, angin berhembus. 
sejuk, agak dingin, kering.
 Aku berjalan dalam sepi,
mendendangkan lagu meniru dentingan.
 ... dan akhirnya kau datang. Senyumku mengembang.
 Bagai daun yang ingin jatuh dari rantingnya, hatiku juga (ingin) jatuh, padamu.
Jingga warnanya, aku tersenyum padamu. Berharap.

Kau menawarkan pelukan, untukku. Kau juga berikan suatu yang lain.
Musim gugur yang hangat.

Kita bercanda, kita tertawa, tanpa peduli angin semakin berhembus kencang.
Aku bercerita padamu, kau mendengarkan kisahku.
Aku tertawa, kau tersenyum padaku.
Sungguh indah.
Malam pun sudah tak sama.
Engkau di sana, tapi aku merasakannya di sini. di hati.
Oh Tuhan, apakah ini musim gugur terindah?

Suatu hari, engkau meraih tanganku. Erat.
Kita bergandengan tangan. Kuat.
Kau mau membawaku ke mana?
Aku memandang kejauhan, jalanan sudah menjadi jingga.
Kita melangkah. Kau berikan senyum untukku. Hangat.
Tak kan kulepas. 

Tak kusadari musim gugur ini akan berakhir.
Tak sehangat dulu, hanya dingin kurasakan.
Daun semakin kering, menggelap.

Kau juga.
Kau musim gugurku, telah berubah.
jemariku sudah tak kau genggam.
Hatiku telah kau gugurkan, kau biarkan kering.
lalu beku.

Aku benci musim ini.
Sudah tak ada jingga, hanya putih sepanjang pandangan mata.











 



0 komentar:

Posting Komentar

let's play Mao!

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Hello!

Foto Saya
semangkasegar
Aku kangen kamu.
Lihat profil lengkapku

tweet me

Followers