Sabtu, 18 Desember 2010

Kesetiaan


Mao datang ke rumah kami, bulan Juni 2009. Saat itu aku sedang terbaring sakit di kamar. Demam Berdarah. Karena jendela kamar mengarah ke luar, terdengar suara kucing mengeong berkali-kali. Aku terganggu.

Adikku Lia, segera keluar rumah, mendapati seekor kucing duduk dengan mata polosnya mengeong minta makan. Menurut cerita adikku, ia memberikan susu dan kucing itu meminumnya dengan lahap.

Beberapa hari di rumah kami, ia tidak mau pergi dari rumah kami. Maklum, seekor kucing. Saat ingin dibawa keluar pagar, ia gemetaran.

Hari berlanjut, akhirnya kami memungutnya sebagai kucing peliharaan. Dan kami beri nama ia. Mao. Maohara.


Desember 2010
Sedih rasanya, mendengar kabar bahwa Mao mati. Ia sudah tua. Dan dia pergi benar-benar di saat yang tepat, ketika aku dan Lia bingung bagaimana menitipkan dia selama akhir tahun kami di Semarang. Dan dia benar-benar tidak merepotkan.

Aku merasa Mao begitu setia dengan kami. Banyak kenangan yang telah dia berikan untuk kami, anak-anaknya yang lucu dan merepotkan, betapa hidupnya sangat santai hanya makan, minum, buang air dan tidur.



Ketika dia menjemput kami saat kami pulang dari toko ke rumah, saat ia mengejar bola yang kami lempar, lalu menendangnya. Bagaimana rusuhnya dia saat kita memandikannya. Kenangan ketika ia makan dengan lahap, merayakan natal pertama kalinya, saat berlarian malam hari, lalu menatap bintang...

Well, ia hanya seekor kucing. Tapi ia setia.




Selamat tinggal Mao, terima kasih hiburannya selama setahun lebih ini. Tetap jadi kucing kami yang manis di hati kami.. :)

0 komentar:

Posting Komentar

let's play Mao!

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Hello!

Foto Saya
semangkasegar
Aku kangen kamu.
Lihat profil lengkapku

tweet me

Followers